Senin, 20 April 2009

Pengawetan Benih Jagung Dengan Metode Pengeringan

Benih jagung merupakan benih yang cepat turun viabilitasnya, oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat agar kualitas benih jagung tetap dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Salah satu penanganan terhadap benih jagung adalah dengan melakukan pengkondisian kadar air di dalam benih jagung melalui proses pengeringan. Jagung merupakan salah satu bahan pertanian yang mempunyai kadar air yang cukup tinggi pada waktu dipanen, yaitu diatas 24 % basis basah (bb). Kadar air tersebut harus diturunkan sampai mencapai kadar air yang baik untuk benih jagung, yaitu sebesar 11-12% bb (Wirawan dan Wahyuni, 2002).

Proses pengeringan jagung untuk tujuan benih meliputi dua tahapan pengeringan, yaitu pengeringan jagung beserta tongkolnya dilanjutkan dengan pengeringan jagung pipilan. Untuk menurunkan kadar air jagung pipilan untuk tujuan pembenihan, dilakukan pengeringan secara mekanis dengan menggunakan mesin pengering tipe fluidisasi. Pengeringan secara mekanis dengan menggunakan mesin pengering tipe fluidisasi merupakan salah satu usaha untuk mempercepat penurunan kadar air benih yang dapat memberikan hasil pengeringan yang merata serta dapat meningkatkan kualitas benih tersebut.

Pada mesin pengering tipe fluidisasi, proses pengeringan serta besarnya penguapan air yang terkandung dalam bahan yang dikeringkan, sangat dipengaruhi oleh faktor suhu dan kecepatan aliran udara pengering serta sifat fisik dan aerodinamis dari benih jagung itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kondisi pengeringan yang optimal, maka suhu pengeringan, arah dan kecepatan aliran udara harus dikendalikan dengan memperhatikan sifat fisik dan aerodinamis benih jagung.

Sifat fisik yang diperlukan untuk menunjang proses pengeringan tersebut diantaranya adalah derajat kebulatan (sphericity), kebundaran (roundness), volume dan luas permukaan bahan, densitas, serta kadar air. Sedangkan sifat aerodinamis yang dibutuhkan meliputi kecepatan terminal (terminal velocity) dan koefisien drag (drag coefficient) dari benih jagung. Semakin tinggi suhu yang digunakan untuk pengeringan, makin tinggi energi yang dibutuhkan dan laju pengeringan akan semakin cepat.

Pengeringan yang terlalu cepat dapat merusak bahan, permukaan bahan terlalu cepat kering sehingga tidak sebanding dengan kecepatan pergerakan air bahan dari bagian dalam ke permukaan yang menyebabkan pengerasan permukaan bahan (case hardening). Menurut Sutopo (1998), kisaran suhu udara pengering yang aman dipakai di dalam pengeringan benih pertanian berupa biji-bijian berkisar antara 32-43 derajat celcius.

Menurut penelitian yang dilakukan Sawitri (2003), suhu pengeringan pada pengeringan padi yang digunakan sebagai benih sebaiknya tidak melebihi 40 derajat celcius, karena suhu di atas 40 derajat celcius akan menyebabkan pengeringan berlangsung cepat yang dapat mengakibatkan retak-retak pada benih dan menurunkan viabilitas benih. Hal tersebut berlaku untuk benih yang langsung bersentuhan dengan udara pengering. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui suhu yang tepat pada pengeringan benih jagung dengan kisaran suhu antara 32-43 derajat celcius.

Prinsip kerja mesin pengering sistem fluidisasi adalah penghembusan udara panas oleh kipas peniup melalui suatu saluran udara ke bagian bak pengering. Apabila kecepatan alirannya ditingkatkan akan dicapai suatu keadaan dimana tekanan gesekan pada bahan akan seimbang dengan beratnya, dan lapisan bahan mulai mengambang. Pada peningkatan aliran udara lebih lanjut akan terjadi pemisahan bahan satu dengan lainnya, sehingga bahan akan mengambang atau mengapung.

Apabila kecepatan aliran udara ditingkatkan lagi akan tercapai suatu keadaan dimana bahan akan terlempar ke bagian atas ruang pengering. Menurut Brooker dkk, (1992) semakin tinggi kecepatan aliran udara pengering, maka proses pengeringan akan semakin cepat karena semakin tinggi kecepatan aliran udara pengering, maka uap air akan semakin cepat terangkut oleh udara ke luar ruang pengering.

1 komentar:

  1. Dibutuhkan informasi mengenai unit mesin untuk proses membuat benih jagung, mulai dari pemipilan, pengeringan, sortir sampai tahap pengemasan.

    BalasHapus